RANCANG BANGUN POMPA AIR ENERGI TERBARUKAN (PETA) UNTUK PENGADAAN AIR BERSIH DESA SIRNAJAYA KECAMATAN GUNUNGHALU KABUPATEN BANDUNG BARAT MELALUI KKN TEMATIK RELAWAN COVID-19

    Air adalah sumber dari kehidupan, dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Air sering digunakan sebagai minum, mandi, mencuci, dan lain lain oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Air tersedia secara alami yang dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga mekanis (Han & goleman, 2019).

    Air mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah. Hal tersebut menyebabkan masyarakat yang datarannya berada di atas sumber mata air akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan air. Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkannya pompa air yang berfungsi untuk memindahkan air dari dataran rendah ke dataran tinggi. Hanyasaja harga untuk membeli pompa air cukup mahal dan tidak terbeli oleh masyarakat pedesaan (Geofisika, 2007).

    Lebih dari 100.000 jiwa yang berada di kabupaten bandung barat mengalamai krisis air bersih. Diperlukan sekitan dua juta liter air bersih setiap hari, dengan asumsi perorang membutuhkan 20 liter per hari. Kebutuhan tersebut belum ditambahkan dengan kebutuhan untuk mengairi pertanian dan perkebunan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Bandung Barat, Duddy Mengatakan "kekeringan terjadi di tujuh Kecamatan di Bandung Barat, yaitu Cipeundeuy, Parongpong, Cipongkor, Cikalongwetan, Gununghalu, Cipatat, dan Batujajar. Total 41 Desa dari tujuh Kecamatan tersebut mengalami kesulitan air bersih, dengan jumlah warga terdampak lebih dari 100.000 jiwa".

    Berdasarkan Observasi di daerah Kabupaten Bandung Barat tepatnya di Kampung Parakan Wayang, Desa Sirnajaya, Kecamatan Gunung Halu sejumlah 45 kepala keluarga sering mengalami kerisis air bersih. Hal ini disebabkan oleh perbedaan ketinggian antara sumber air bersih yang berada di bawa dengan pemukiman warga yang berada di atas, selain itu rendahnya penghasil warga yang menyebabkan para warga tidak memiliki sumber air bersih tersendiri. Mereka harus mengambil air bersih di sumber mata air yang terletak di kaki gunung dengan jarak tempuh sekitar 100 meter. selian itu pendapatan warga yang rendah menyebabkan sebagian warga tidak memiliki listrik mandiri, mereka menyesiasati itu dengan saling berbagi listrik antar tetangga. Rata-rata rumah yang memiliki listrik di daerah tersebut adalah 450 watt.

    Berdasarkan permasalahan di atas kami membuat suatu kegiatan yaitu PETA (Pompa Air Energi Terbarukan) untuk pengadaan air bersih Desa Sirnajaya secara swadaya dengan dibantu oleh masyarakat sekitar. Diharapkan melalui kegiatan ini dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan adanya penyedian air bersih dengan listrik mandiri menggunakan solar panel bagi fasillitas umum masyarakat, sehingga terciptanya masyarakat yang sejahtera.

    Kegiatan ini didukung bersama UKM KOMPOR UPI. Sehingga teknologi ini dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat sekitar, terutama untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dalam menggunakan air bersih.

Dosen pembimbing : Dedi Purwanto, MPSDa

Penulis : Ikhyasul Kuspriza Rais (1702168)

Daftar Pustaka :

Geofisika, J. (2007). ANALISA PERBANDINGAN ANOMALY GRAVITASI DENGAN PERSEBARAN INTRUSI AIR ASIN. 39–57. http://202.90.199.61:81/Puslitbang/filePDF/Dokumen_3957_Volume_10_Nomor_1_Juli_2009_Analisa_Perbandingan_Anomali_Gravitasi_dengan_Persebaran_Intrusi_Air_Asin_(Studi_Kasus_Jakarta_2006-2007).pdf

Han, E. S., & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019). Analisis Kebutuhan Air Bersih. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699. http://eprints.ums.ac.id/45635/3/bab 1.pdf

Berikut adalah cuplikan videonya



Comments